Jumat, 08 Januari 2010

pengemis.....sebuah dilemma....



“assalamu’alaikum pak.....klonthang..klonthang...klonthang.....” dua wajah yang sudah tak asing muncul di depan pintu, seorang ibu yang sudah agak berumur dan seorang lelaki tua tuna netra. si ibu menuntun si bapak sambil tangannya mengayunkan ember kecil yang udah berisi beberapa recehan dan menimbulkan suara yang gak merdu banget, ditambah suara siibu yang lebih gak merdu, bikin guondhok......


Bukannya gak punya jiwa sosial, gak empati ato sok gimana gitu, tapi tiap kali pasangan ini masuk ke ruanganku, yang muncul malah perasaan terganggu. Gimana nggak terganggu, mereka masuk ruangan gak liat situasi, kadang pas lagi ngerjain tugas/laporan penting, kadang pas rapat ato membahas sesuatu yang serius dan perlu kosentrasi tinggi (lebay!!). nah, pas dijawab “...maaf dulu bu...” doi malah anteng nungguin (kura-kura gak tahu) sambil memainkan instrumen andalan, ember kecil dengan beberapa receh didalamnya, ditingkahi vokal parau “..assalamu’alaikum pak..” berulang-ulang. Lebih parah lagi, do’i memandang tajam dan seakan marah jika gak ada yang merogoh saku dan memasukkan sesuatu ke-embernya.

Itu baru ekspose satu pasangan dari beberapa orang yang datang ke kantorku mencoba peruntungan, dan tentunya dengan karakteristik, performance dan pendekatan-pendekatan yang berbeda pula. Mereka ini datang secara rutin dan berkala (kayak kenaikan gaji ajah..)..saking rutinnya, aku udah hapal siapa ato yang mana orangnya sebelum yang bersangkutan masuk ruangan aku....kalo kata pepatah minang ” bakilek ikan di lauik..lah tantu jantan batinonyo!!”” hahahahaha....
Sekali lagi, ini bukan untuk menghina ato gak mo peduli...tapi apapun yg dilakukan mesti ada sopan santun dong....
Emang pengemis menjadi salah satu masalah yang cukup pelik, gak cuma disini, bahkan di negara lain. Bahkan di arab sana ada juga pengemis yang meminta-minta ke jamaah haji (katanya sih, lom pernah ke arab aku, buktinya lom ada embel-embel “H”..), padahal katanya arab negara petro dollar, kaya raya, bisa bikin gedung tertinggi di dunia. Di Eropah (brussel-belgia) aku juga sempat nemuin beberapa pengemis di trotoar, dengan tongkrongan relatif seperti biasa: kumal, lusuh dan gak terawat.... Ato ada juga dengan dengan gaya lain, mbersihin kaca mobil trus nagih “one euro, plis!!”... padahal katanya mereka dapat tunjangan sosial dari negara.....
Beberapa waktu yang lalu muncul berita yang cukup bikin kaget...Fatwa Haram terhadap sumbangan bagi pengemis!... yang kemudian menimbulkan perdebatan, pro dan kontra. Selanjutnya muncul pula beberapa tayangan investigasi mengenai kehidupan para pengemis di kampung halamannya yang katanya jauh dari kata memprihatinkan, kalo gak disebut sangat berkecukupan....rumah bertingkat dan kendaraan bermotor.....glek.....hladhalah....koq bisa ya??!!@@##. Tapi aku Cuma membathin..gak semua pengemis gitu koq...kan ada pepatah minang (lagi)...”lain lubuak lain bilalang”..keh..keh..keh... kali aja yang disini emang org yang gak berpunya....
Terkait fatwa haram tersebut, aku jadi bertanya-tanya juga, berarti aku udah berbuat dosa dong udah ngasih duit ke pengemis.....??!!... dan kalo dikumpulin, udah berapa banyak manusia yang telah berbuat dosa dengan memberi duit kepada pengemis..??!! geleng-geleng mode on:... padahal sejak kecil kita udah diajarin untuk saling membantu dan memberi pertolongan bagi orang-orang yang membutuhkan dan kondisinya jauh dibwah kita. ah yang mana satu yang benar nih.......
“assalamu’alaikum pak.....klonthang..klonthang...klonthang.....”....do’i datang lagi deh......

Tidak ada komentar: